LAPORAN
PRAKTIKUM
ISOLASI ENZIM DARI MIKROBA Bacillus
subtilis
NAMA : MERLIN MALIMONGAN
NIM : H31111010
HARI/ TGL PERC : RABU/ 1 MEI 2013
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : ARKIEMAH HAMDA
NIM : H31111010
HARI/ TGL PERC : RABU/ 1 MEI 2013
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : ARKIEMAH HAMDA
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
2013
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroorganisme
tersebar luas di alam lingkungan dan sebagai akibatnya produk pangan jarang
sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai jenis mikroorganisme.
Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber
makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia (Buckle,
dkk., 2007).
Enzim mikroba mendapatkan banyak
perhatian karena aplikasi industri yang prosesnya ramah lingkungan. Kenaikan
pasar global enzim industri pada tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sekitar
3,3 %.
Sebagian besar enzim berasal dari mikroba yang berkembang di suhu kamar, pH
alami dan kondisi sederhana lainnya
(Pelezar dan Chan, 2007).
Enzim amilase adalah enzim yang
menghidrolisis pati menjadi dekstrin, kemudian menjadi maltosa, dan selanjutnya
menjadi glukosa. Enzim ini memecah ikatan α-1,4 maupun α-1,6 glikolisis.
Hidrolisis dapat ditandai dengan berubahnya warna kompleks pati-iodium dari
biru atau ungu menjadi coklat muda (Tim Dosen Kimia, 2013).
Bakteri merupakan mikroba uniseluler.
Pada umumnya, bakteri tidak
mempunyai klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksualnya
secara pembelahan. Bakteri tersebar luas di alam, di dalam tanah, di atmosfer,
di dalam endapan-endapan lumpur, dalam air, pada sumber air panas, di daerah
antartika, dalam tubuh manusia, hewan dan tanaman. Jumlah bakteri tergantung
keadaan sekitar. Misalnya, jumlah bakteri di dalam tanah tergantung jenis dan
tingkat kesuburan tanah (Hidayat, dkk., 2006).
Pada biakan produksi (medium
produksi), bila bakteri
diinokulasikan ke dalam suatu medium
yang sesuai pada keadaan yang optimum bagai pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang sangat tinggi dalam waktu yang relatif
pendek. Pada beberapa spesies populasi panen sel terbanyak yang dapat diperoleh tercapai dalam
waktu 24 jm yaitu mencpai 10 sampai 15
milyar sel bakteri permililiter. Perbanyakan
seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual (Pelezar dan
Chan,2007).
Produksi beberapa produk sering tidak
tampak pada saat isolasi. Oleh karena itu organisme sering diisolasi secara
random. Sebagai contohnya adalah pada produksi antibiotik, di mana pendukung
pertumbuhannya adalah konsentrasi asam amino nukleotida. Medium yang diharapkan
adalah medium yang memungkinkan isolat dapat tumbuh dengan baik (Pelezar dan Chan,2007).
Sifat khusus pada suatu
koloni pada medium padat dapat
dilihat dari sifat-sifat koloni yng tumbuh pada agar-agar lempengan, pada agar-agar miring, dan pada
agar tusukan gelatin. Pada agar-agar lempengan, bentuk koloni dilukiskan secara
titik-titk, bulat, berbenang, tak teratur, serupa dan serupa kumparan. Sifat
koloni pada agar-agar miring berkisar pada bentuk koloni, dan sifat-sifat itu
dinyatakn seperti pedang, duri, tasbih, titik, batang ataupun akar. Pada
tusukna gelatin bentuk koloninya berbeda-beda tergantung dari kemampuannya mengencerkan gelatin. Jika bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka
bentuk koloninya dapat berupa kawah,
mangkuk, corong,pundi-pundi maupun berlapis. Jika bakteri tidak mampu
mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat berupa pedang, tasbih,
berjonjot, dan berupa batang (Dwidjoseputro, 2003).
Tahap
pertama dilakukan adalah mengisolasi bakteri pendegradasi lipid dengan
mengunakan metode seri pengenceran (platting
method)
yang dilakukan dengan mengambil sebanyak 10 ml sample dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi
90 mL larutan fisiologis sehingga
didapat pengenceran 10-1, untuk mendapatkan pengenceran 10-2 dilakukan
dengan mengambil 1 mL dari pengenceran 10-1 dimasukkan
ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 mL
larutan fisologis, demikian seterusnya sampai dibuat pengenceran 10-6.
Masing-masing seri pengenceran diambil 1
mL dimasukkan kedalam cawan petri yang telah berisi
media Siera kemudian diratakan dengan menggunakan hoky stick. Lalu diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 30 oC
koloni yang tumbuh
diamati secara makroskopis meliputi bentuk, ukuran, tekstur dan warna.
Berdasarkan perbedaan penampilan koloni lalu
dilakukan tahap pemurnian sehingga akan diperoleh sejumlah isolat (Darmayasa,
2008).
Produksi beberapa produk sering tidak
tampak pada saat isolasi. Oleh karena itu organisme sering diisolasi secara
random. Sebagai contohnya adalah pada produksi antibiotic, di mana pendukung
pertumbuhannya adalah konsentrasi asam amino nukleotida. Medium yang diharapkan
adalah medium yang memungkinkan isolat dapat tumbuh dengan baik (Hidayat, dkk.,
2006).
Medium
padat dapat digunakan untuk isolasi penghasil enzim tertentu. Teknik ini
biasanya meliputi penggunaan medium selektif yang berhubungan dengan substrat
untuk pertumbuhan yang mendukung tipe penghasil enzim. Tanah dengan berbagai pH dugunakan
sebagai inokulum awal pada isolasi spesies Bacillus
yang menghasilkan alkalin protease. Sampel tanah dipasteurisasi untuk membatasi
organisme yang tidak membentuk spora, kemudian ditebarkan pada media agar. Luas
zona jernih yang dihasilkan tidak dapat digunakan secara kuantitatif untuk
seleksi penghasil yang tinggi karena tidak ada hubungan antara ukuran zona
jernih dan produksi alkalin protease dalam kultur cair. Oleh karena itu yang
penting adalah pemilihan bahan awal (Hidayat, dkk., 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar