berusaha, berdoa, dan mengandalkan serta memuliakan Tuhan

Jumat, 10 Mei 2013

laporan trigliserida



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang  
            Trigliserida merupakan triester dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak adalah karboksilat berantai panjang, yang umumnya memiliki jumlah atom karbon genap, jarak yang bercabang dan dapat memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua (Tim Dosen Kimia, 2012).
Trigliserida dapat menjadi tengik dan menimbulkan bau dan cita rasa yang tidak enak bila dibiarkan pada udara lembab. Lepasnya asam lemak yang mudah menguap menyebabkan bau tengik. Adapun asam lemak  terbentuk melalui hidrolisis ikatan ester atau oksidasi ikatan ganda dua (Tim Dosen Kimia, 2012).
Untuk mengetahui adanya kandungan gliserol dalam suatu sampel, maka diadakanlah percobaan ini. Pada percobaan ini dilakukan dua tes untuk mengidentifikasi adanya kandungan gliserol, yaitu tes akrolein dan tes kolorimetri. Pada tes akrolein, sampel ditambahkan KHSO4 kemudian dipanaskan. Penambahan KHSO4 ini berfungsi sebagai katalis. Tes akrolein ditandai dengan adanya bau khas dari gliserol. Pada tes  kolorimetri, sampel  ditambahkan dengan NaOCl, kemudian ditambahkan dengan HCl pekat sebagai katalis yang mempercepat reaksi  kemudian dipanaskan untuk membuang kelebihan asam. Selanjutnya ditambahkan α-naftol sebagai katalis timbulnya warna kemudian ditambahkan H2SO4 pekat  yang berfungsi  sebagai katalis  untuk memperjelas warna. Adanya  gliserol pada tes kolorimetri ditandai dengan timbulnya warna hijau zamrud.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud Percobaan
            Maksud dilakukan percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara identifikasi gliserol yang terdapat dalam suatu sampel dengan menggunakan metode tertentu.

1.2.2 Tujuan Percobaan
            Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui kandungan gliserol dalam larutan sampel melalui tes akrolein.
2. Untuk mengetahui adanya gliserol dalam larutan sampel melalui tes kolorimetri.

1.3 Prinsip Percobaan
1.3.1 Tes Akrolein
            Mengidentifikasi kandungan gliserol pada beberapa sampel dengan penambahan KHSO4 lalu dipanaskan hingga timbul bau yang khas yaitu bau tengik yang menandakan sampel mengandung gliserol.

1.3.2 Tes Kolorimetri
            Mengidentifikasi kandungan gliserol pada beberapa sampel dengan menambahkan pereaksi tertentu dan dipanaskan hingga terbentuk warna hijau zamrud yang menandakan sampel mengandung gliserol.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut dalam pelarut organik seperti metanol, aseton, kloroform, dan benzena. Dan  sebaliknya lipid tidak atau sukar larut di dalam air. Kelarutannya dalam air yang kecil disebabkan  karena  kekurangan  atom-atom yang  berpolarisasi ( O, N, S, P)
(Koolman, dkk, 1994).
Kelompok-kelompok lipida  dapat dibedahkan berdasarkan polaritasnya atau berdasarkan struktur kimia tertentu. Kelompok lipida tersebut adalah (Sudarmadji, dkk., 1989):
1. Kelompok trigliserida (lemak, minyak, asam lemak).
2. Kelompok turunan asam lemak (lilin, aldehid asam lemak dan lain-lain).
3. Fosfolipida dan serebrosida (termasuk glikolipida).
4. Kelompok lipida lain.
Trigliserida tergolong sebagai lipid sederhana, dan merupakan cadangan lemak dalam tubuh manusia. Persamaan umum pembentukan gliserida adalah sebagai berikut (Tim Dosen Kimia, 2012):
Trigliserida merupakan lipida yang memiliki struktur ester, yang tersusun oleh tiga molekul asam lemak bebas dan satu molekul gliserol seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini (Zulfikar, 2010):








Gambar 2. Struktur trigliserida yang disusun oleh molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak bebas

Reaksi kimia untuk trigliserida pada prinsipnya memiliki kesamaan dengan senyawa alkena dan ester, misalnya trigliserida dapat terhidrogenasi oleh gas hidrogen yang dikatalisis oleh logam nikel atau platina, reaksi untuk senyawa tersebut disajikan dalam persamaan reaksi pada gambar di bawah ini (Zulfikar, 2010):
Gambar 3. Reaksi hidrogenasi trigliserida

Trigliserida ini merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Trigliserida  merupakan  kelompok  lipida  yang terdapat paling banyak dalam jaringan hewan dan tanaman. Kelompok trigliserida terdiri dari lemak, minyak, dan asam lemak (Sudarmadji, dkk., 1996).
Lemak atau minyak  secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar dalam kelompok lipida. Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair (Sudarmadji, dkk., 1996).
 Lemak merupakan sumber energi untuk latihan aerobik intensitas ringan-sedang. Simpanan lemak endogen di jaringan adiposa dan di jaringan otot dalam bentuk trigliserida. Trigliserida selanjutnya diubah ke dalam bentuk gliserol dan FFA (Free Fatty Acid) sebagai sumber energi utama selama latihan fisik. Proses pemecahan lemak menjadi asam lemak bebas dan gliserol disebut lipolisis (Sugiharto, 2011).
Lemak dan minyak dapat dibedahkan berdasarkan pada titik lelehnya. Pada suhu kamar lemak berwujud padat sedangkan minyak berwujud cair. Banyaknya ikatan ganda dua karbon-karbon  dalam komonen asam lemak juga sangat berpengaruh. Trigliserida yang mengandung banyak asam lemak tak jenuh  akan berwujud lemak (padat) (Tim Dosen Kimia, 2012).
Adapun asam lemak merupakan  asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum:
Gambar 4.  Struktur Karboksilat
Dimana, R adalah rantai karbon yang jenuh atau yang tidak jenuh terdiri atas 4 sampai 24 buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh adalah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon yang tidak jenuh. Pada umumnya, asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap (Poedjiadi, 2009).
Monogliserida, digliserida, trigliserida merupakan molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu  boleh sama, dan boleh berbeda. Asam lemak yang terdapat di alam ialah asam palmitat, stearat, dan linoleat (Poedjiadi, 2009).

 

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan
            Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini, antara lain lilin, minyak kelapa kopra, mentega, gliserol 12 %, minyak kenari, minyak wijen, minyak VCO, H2SO4 pekat, KHSO4, NaOCl 2 %, α-naftol 0,1 %, HCl pekat, kertas label, akuades dan tissue roll.

3.2 Alat Percobaan
            Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas kimia 600 mL, pipet tetes, gegep, pipet skala, penangas listrik dan sendok tanduk.

3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Tes Akrolein
            Tabung reaksi yang telah bersih dan kering disiapkan sebanyak 7 buah. Dimasukkan 1 mL larutan sampel (lilin, gliserol, minyak kenari, minyak kelapa kopra, minyak wijen,  mentega  dan minyak VCO). Kemudian ditambahkan ± 0,5 gram KHSO4. Setelah itu, dipanaskan di dalam pemanas air hingga terbentuk bau yang khas yang menandakan adanya gliserol (bau tengik). Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.

3.3.2 Tes Kolorimetri
            Tabung reaksi yang sudah bersih dan kering disiapkan sebanyak 8 buah. Dimasukkan 1 mL larutan sampel (lilin, gliserol, minyak kenari, minyak kelapa kopra, minyak wijen, mentega dan VCO) dan 1 tabung reaksi diisi blanko (akuades). Larutan NaOCl 2 % sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berisi sampel. Setelah 2-3 menit, ditambahkan 3 tetes HCl pekat, kemudian dididihkan beberapa saat untuk membuang kelebihan asam. Setelah dipanaskan, ditambahkan 0,2 mL α-naftol 0,1 % dan beberapa tetes larutan H2SO4 pekat pada masing-masing  tabung. Campuran dikocok dengan hati-hati, kemudian diamati dan dicatat. Terbentuknya warna hijau zamrud menunjukkan adanya gliserol.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar